Dampak Pencemaran Mikroplastik Pada Ikan, Kerang dan Sedimen Di Perairan Indonesia: Review
Abstrak
Kehadiran mikroplastik berdampak buruk karena adanya absorbs toksikan seperti PBTs (persistent, bioaccumulative, and toxic substances) dan POPs (persistent organic pollutants). Proses degradasi sampah plastik menjadi mikroplastik dapat melalui proses alami dan kimiawi. Limbah jenis plastik dan bersifat sintetis/elastis akan sulit terurai secara alami. Bertambahnya penduduk akan berdampak terhadap nilai konsumsi sehingga berdampak terhadap produksi limbah perorangan atau rumah tangga. Penduduk memiliki potensi berpindah dari satu tempat ketempat lain dalam melakukan kunjungan wisata kawasan perairan. Akibat perilaku yang kurang baik maka sampah berpotensi dibuang disembarang tempat. Jenis limbah yang ditemukan adalah plastik, bungkus dan puntung rokok, benang, nilon, botol, bahan plastik dan jenis lainnya. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan terhadap jurnal ilmiah diberbagai platform (Mendeley, Google, Jurnal Universitas dan sebagainya). Dekomposi Plastik akan terurai ditanah dengan sangat lambat dan membutuhkan waktu hingga 1000 tahun, bahkan sampah dari botol plastik dapat terurai dalam waktu 450 tahun hingga terdegradasi membuat mikroplastik. Mikroplastik ditemukan pada biota laut seperti pada ikan, keong dan sedimen di perairan. Mikroplastik ditemukan dalam beberapa jenis yaitu pellet, fragmen, fiber, film styrofoam, dan busa. Adapun bentuk atau jenis yang mendominasi adalah bentuk fiber. Mikroplastik berdampak tidak baik bagi kesehatan organisme di perairan antara lain gangguan organisme diperairan adalah gangguan endoktrin, metabolisme, kebinasaan jaringan, inflamasi dan gangguan pertumbuhan serta penurunan ketahanan hidup.
##submission.copyrightStatement##
##submission.license.cc.by4.footer##