Reduksi Zat Pewarna Kongo Merah via Koagulasi-Flokulasi dengan Kitosan dari Cangkang Kepiting Bakau (Scylla serrata)

  • Tarikh Azis Ramadani Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
  • Roihana Fajrin Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
  • Novi Eka Mayangsari Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
  • Ulvi Pri Astuti Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
Abstrak views: 53 , PDF (English) downloads: 41

Abstrak

Kepiting bakau (Scylla serrata) merupakan salah satu biota yang ada di perairan Indonesia. Kepiting bakau dimanfaatkan sebagai sumber makanan, sehingga menyisakan limbah cangkang. Limbah cangkang mengandung kitin, yang dapat disintesis menjadi kitosan. Manfaat dari kitosan adalah peranannya sebagai koagulan untuk mereduksi zat warna kongo merah. Pada penelitian ini, kami mengevaluasi potensi dari kitosan berbasis cangkang kepiting bakau dan kinerjanya dalam proses koagulasi dan flokulasi menggunakan metode jar test. Kitosan yang berasal dari cangkang kepiting bakau memiliki nilai derajat deasetilasi (DD) sebesar 74%. Dosis koagulan (25-150 mg/L) dan konsentrasi kongo merah (100-250 mg/L) menjadi parameter operasi dalam proses koagulasi dan flokulasi. Hasil dari penelitian ini yaitu peningkatan dosis koagulan meningkatkan kinerja pengolahan hingga kejenuhan aglomerasi tercapai, di mana kinerja mulai menurun atau stabil. Sedangkan peningkatan konsentrasi awal kongo merah, juga mempengaruhi efektivitas koagulasi yang semakin tinggi. Penyisihan zat warna kongo merah dengan pengaruh dosis koagulan dan konsentrasi awal kongo merah menghasilkan persen penyisihan hingga 99,9% pada konsentrasi koagulan 150 mg/L dan konsentrasi kongo merah sebesar 250 mg/L.

PlumX Metrics

Diterbitkan
2024-09-30